Batuknya lumayan parah. Cuta tipe anak yang kalau batuk, pasti muntah. Jadi setelah minum susu atau makan, jika batuk maka semua yang ia minum dan makan akan keluar lagi. Karena kasian, maunya saya kasih obat. Cuman saya tidak stock obat batuk, hanya stock parasetamol. Berhubung dia mulai batuk di pagi hari dan dokter anaknya hanya buka di sore hari, home treatment yang ini tidak bisa dilaksanakan karena Cuta anak yang susah disuruh diam, jadi mana dia mau cium-cium uap air gitu, maka keluarlah resep andalan neneknya untuk membantu melancarkan tenggorokannya.
Resep mengobati batuk balita ini berupa resep jamu sederhana yang berbahan dasar kunyit putih. Jamunya juga tidak menggunakan takaran. Kunyit putih dicuci bersih terlebih dahulu, lalu dipotong tipis-tipis. Setelah itu direbus hingga air rebusan berwarna kecoklatan. Rasanya agak pahit, jadi untuk penawarnya, berikan pada balita dalam kondisi hangat ditambahkan madu. Penambahan madu juga berguna untuk memberikan nutrisi yang kurang pada saat anak batuk.
Entah kenapa yang digunakan itu kunyit putih. Saya sih pernah baca, untuk mengobati batuk, bisa digunakan obat herbal berupa kunyit, madu, jeruk nipis dan jeruk lemon. Jeruk nipis tentu agak sedikit mengerikan mengingat tingkat asamnya yang tinggi, karena itu kunyit dan madu merupakan obat herbal untuk batuk yang tepat. Tentang bolehkah anak dibawah 1 tahun minum jamu kunyit, saya belum tahu jelas. Lebih baik dikonsultasikan ke dokter untuk amannya (walau Cuta pernah dikasi kunyit tanpa sepengetahuan saya sama neneknya waktu umurnya kurang dari 1 tahun, hikss). Dari websitenya Frisian Flag, ada sih artikel yang menyebut tentang pemberian kunyit pada bayi. Bunyinya seperti ini:
Jika Anda sedang menyusui, oleskan sejumput bubuk kunyit pada payudara sebelum menyusui. Jika Anda menggunakan botol, campurkan sejumput bubuk kunyit dalam susu. Berikan dua kali sehari pada bayi.
Satu hari, jamu ini diberikan satu hinga tiga kali. Kunyit mengantung antioksidan dan antibiotik alami sehingga efektif mengobati batuk yang disebabkan oleh bakteri.
Karena obat herbal, tentu saja manfaatnya tidak bisa diperoleh dalam jangka satu hari konsumsi. Untuk orang dewasa seperti kita tentu bisa menahan rasa gatal di tenggorokan, namun balita mana bisa?! Berhubung juga panasnya naik turun, maka sorenya saya ajak ke dokter spesialis anak. Oleh dokter, saya dikasi obat. Sering sih saya baca kalau sakit tidak harus minum obat, apalagi batuk dan pilek. Kebanyakan obat buat balita tentu tidak bagus bagi ginjal dan juga tubuhnya, namun sebagai ibu apakah tahan mendengar anak batuk-batuk, muntah lalu menangis dalam jangka waktu yang lama?
Saya tidak. Makanya saya ke dokter. Saya relakan Cuta dikasi obat dan antibiotik. Mengenai pemberian antibiotik ini, saya memang ragu. Namun saya langganan radang tenggorokan, jadi tahu bagaimana rasanya jika tenggorokan terkena radang. Saya relakan Cuta mengkonsumsi antibiotik untuk ketiga kalinya.
Dari dokter saya mendapatkan informasi yang sangat berharga. Mommy tidak perlu stock obat batuk ternyata di rumah. Alasannya batuk berupakan gejala penyakit yang timbul akibat infeksi atau penyakit lainnya sehingga kalau anak batuk, lebih baik anak diajak ke dokter untuk tahu apa penyebab batuknya. Pemberian obat batuk yang tidak tepat bisa berakibat kelebihan dosis obat namun batuk tidak berhenti. Jangan membeli obat batuk sembarangan, apalagi terpengaruh iklan. Karena itu tadi, batuk harus diketahui dahulu apa penyebabnya.
Alasan kedua, batuk bukanlah penyakit yang bisa membunuh dalam satu hari. Berbeda dengan panas atau demam yang jika tidak diobati segera maka bisa menimbulkan kejang dan kematian. Membiarkan anak batuk menunggu hingga sore bukanlah hal yang membahayakan. Jadi daripada stock obat batuk, lebih baik Mommy stock parasetamol dan kunyit serta madu.
Berbicara tentang DSA, DSA saya kali ini patut diacungi jempol. Sudah hampir setahun saya ganti-ganti DSA terus untuk mencari Dokter anak yang bagus di Denpasar. Ga banyak yang yang dicoba, paling hanya 5 DSA, DSA terakhir direkomendasikan oleh SPOG yang dulu. Dan ternyata, saya dan suami merasa cocok dengan DSA yang ini. Penjelasan mengapa beliau memberikan pengobatan masuk akal, selain juga ramah dan komunikatif. Hanya saja, ramenya itu loh. Harus antri agak lama. Bagi mommy yang butuh, japri aja ya. hehehhehe....
Sekarang, batuknya Cuta sudah membaik. Panas juga sudah turun dan tidak naik-naik lagi. Keringatnya sudah masam lagi (bagi saya tanda bahwa kondisinya sudah membaik). Hanya saja dia sedang susah makan, GTM lagi. Duh, walau kemarin udah hampir 3 bulan berperang dengan GTM, sekarang menghadapi GTM jadi repot juga. Aduh....
No comments:
Post a Comment