Bahasa yang sederhana, namun mommy pasti tahu banyak sekali halangannya untuk menerapkannya di dunia per-Mpasian. Jujur, memang susah sekali menjalankan niat Mpasi home made yang aman dan sehat, terutama dengan adanya saudara-saudara. Saya sendiri mengalaminya, ipar sedari awal sudah menganjurkan memberi makanan instan suatu merk.
Pernah juga sekali waktu ketika saya memberikan hati ayam pada si Cuta. Ini adalah pemberian pertama, mencoba istilahnya dan ternyata dia tidak mau makan karena pahit. Ipar saya yang lagi satu dengan cepat menganjurkan untuk membelikan makanan instan. Mungkin saya memang terlalu sensi apalagi ipar yang ini sudah sering sekali memvonis bahwa baby saya PERLU makanan instan. Syukur tidak semua makanannya saya campur hati, setelah diberikan makanan baru non hati, si baby makan lagi dengan lahap.
Saya pernah putus asa dengan Mpasi Homemade ketika hampir 3 bulan Cuta GTM. Banyak jenis masakan yang saya bikinkan, namun hasilnya sama. Bibirnya tertutup dengan sukses. Lalu, dengan putus asa saya membelikannya satu box kecil makanan instan. Lama saya memilih, menimbang dan akhirnya memutuskan untuk membelikannya rasa pasta kaldu ayam.
Sampai di rumah, saya seduhkan bubur instannya dan saya cicipi. Oh, tidak! ini mah penyedap murni rasanya, kaldunya bener-bener tidak asli. Ragu-ragu saya berikan bubur ini, dan ternyata si Cuta tidak doyan juga. Hahaha.. saya tertawa puas. Ternyata dia
GTM bukan karena Mpasi home made ala emaknya tidak enak, namun ternyata pada Mpasi instan juga dia say no!
Kadang saya butuh bukti untuk meyakinkan orang-orang di sekeliling bahwa bayi saya tidak perlu makanan instan. Pada mertua sih tidak masalah, karena syukur, mereka adalah orang yang mengerti bahwa iptek itu sudah berkembang dari waktu ke waktu, namun masalahnya adalah ipar-ipar yang notabene sudah berpengalaman dalam per-MPasian. Namun hingga saat ini, saya memberikan si Cuta Bubur instan baru dua kali, pertama waktu pulang kampung dan tidak ada kompor, kedua yang kemarin GTM gitu.
Saya sendiri sih tidak say no to makanan Mpasi instan, karena saya masih memberikan dia biskuit bayi merk tertentu. Alasannya klasik, tak ada oven untuk buat cookies hihihihhi
Namun memang sebaiknya untuk awal Mpasi, bayi hendaknya diberikan makanan homemade. Bubur tepung beras yang dicairkan pake ASI misalnya, memiliki rasa yang lebih tawar dibandingkan bubur instan. Ipar saya lagi satu yang babynya seumuran sama Cuta mengalaminya. Awal Mpasi diberikan bubur instan merk tertentu, terus di tengah jalan mommynya mau ganti pake yang homemade, hasilnya, bayinya menolak karena sudah terbiasa makan yang manis-manis, diberikan bubur beras dengan ASI yang lebih tawar dia tidak doyan.
Ah, miris sebenarnya melihat kebiasaan di sekitar saya yang lebih memilih Mpasi kotakan dan instan untuk bayi. Mpasi instan mengandung berbagai macam bahan kimia seperti pengawet dan juga gula tambahan, istilahnya seperti mie instan untuk orang dewasa. Bayi pencernaannya masih sangat sensitif dan rentan, diberikan paparan zat kimia seperti itu setiap hari, apa yang bisa terjadi?
Mempopulerkan Mpasi homemade sangat susah di masyarakat. Tradisi dari orang tua dahulu memang selalu mengasosiasikan makanan bayi dengan merk SUN, dan anehnya anak-anak jaman itu yang sekarang sudah dewasa ternyata baik-baik saja. Kondisi ini yang membuat kebiasaan memberikan makanan instan kepada bayi juga turun temurun. Parahnya, kebiasaan ini juga di-Amin-i oleh dokter.